Kamis, 18 Juli 2013

Cara Mengukur Komponen Elektronik dengan Multimeter



Meng-Ukur Komponen Elektronik dengan Multimeter
Alat Ukur Multimeter
Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.
Umumnya sebuah multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut :
§  Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat.
§  Pelemah masukan atau saklar rangkuman (RANGE), guna membatasi tegangan masukkan pada nilai yang diinginkan.
§  Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan ac ke dc yang sebanding.
§  Batere internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran tahanan.
§  Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrument tersebut.
Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog.
Contoh Multimeter Analog


http://files.supermnh.webnode.com/200000032-692236a1b9/multimeter%20analog.jpg
Contoh Multimeter Digital
http://files.supermnh.webnode.com/200000033-a45cea556a/multimeter%20digital.jpg
MULTIMETER ANALOG
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
http://files.supermnh.webnode.com/200000029-2d57e2e527/bagian%20multimeter%20analog.jpg
1.       Papan skala
2.       Jarum penunjuk skala
3.       Pengatur jarum skala
4.       Knop pengatur nol ohm
5.       Batas ukur ohm meter
6.       Batas ukur DC volt (dcv)
7.       Batas ukur AC volt (acv)
8.       Batas ukur ampere meter DC
9.       Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10.   Test pin positif (+)
11.   Test pin negatif (-)

Adapun cara menggunakan multitester ini ialah sebagai berikut :
a.  Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor, Tahanan, Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF dan trafo, mengukur Kabel, dsb.
b. Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur :
–         Arus dalam suatu rangkaian (arus dc)
–         Mengukur (menguji) accu atau batere
c. Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik.
d. Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa banyak ampere pada accu maupun batere atau catu  daya  (adaptor).

  MENGUJI RESISTOR
Resistor atau tahanan bisa putus. Jika putus maka suatu rangkaian tak akan bisa bekerja atau setidak-tidaknya mengalami keadaan cacat.
http://files.supermnh.webnode.com/200000038-7772d786c9/resistor.jpg

Nilai resistor berdasarkan kode warna.
 http://files.supermnh.webnode.com/200000039-747e275782/tabel%20warna%20resistor.jpg
Langkah-langkah pengujian resistor dengan multitester adalah sebagai berikut :
a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
b. Tempelkan probe masing-masing pada kawat resistor.
    Pengukuran jangan sampai tangan menyentuh kawat (salah satu
    kawat boleh tersentuh asal tidak keduanya).
c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor
    baik, jika diam berarti resistor putus

MENGUJI TRANSISTOR PNP
a.Pastikan kaki kolektor, basis dan emitornya (anda harus mengetahui secara pasti)
b.Saklar pemilih pada multitester harus menunjuk pada ohm meter
c.Probe positif (berwarna merah) ditempelkan pada B (basis).
Probe negatif (hitam) ditempelkan pada E (Emitor), jika jarum bergerak maka pindahkan probe negatif pada kolektor. Jika pengukuran pertama dan kedua, jarum bergerak berarti transistor baik. Jika salah satu pengukuran, jarum tidak bergerak berarti transistor rusak
http://files.supermnh.webnode.com/200000037-7485e757fc/pengujian%20transistor.jpg
MENGUJI TRANSISTOR NPN
a.              Pastikan kaki-kaki transistor, yang terdiri dari kolektor, emitor dan basis.
b.             Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
c.              Tempelkan probe negatif (hitam) pada basis. Probe positif pada kolektor. Jika bergerak berarti antara kolektor dan basis baik.
d.             Pindahkan probe negaif pada kaki emitor. Jika bergerak maka emitor dan basis baik. Jika salah satu pengukuran (atau keduanya) jarum tidak bergerak berarti transistor putus.

MENGUJI KONDENSATOR ELCO
a.         Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter.
b.         Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elco dan lurus pada salah satu kaki.
c.         Probe hitam ditempel pada kaki positif (+) dan probe merah ditempel pada kaki negatif (-). Perhatikan gerakan jarum.
d.         Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri berarti kondensator ELCO baik.
e.         Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh berarti kondensator ELCO agak rusak.
f.          Jika jarum bergerak ke kanan     kemudian tidak kembali ke kiri   (berhenti) kondensator ELCO bocor.
g.         Jika jarum tak bergerak sama sekali  berarti kondensator ELCO putus.

MENGUJI TEGANGAN PLN
Multitester juga dapat dipakai untuk menguji atau mengukur tegangan listrik dari jaringan PLN, langkah-langkahnya :
A. Putarlah saklar pemilih pada posisi ACV (perkirakan berapa volt yang diukur). Misalnya anda memperkirakan 220 v maka saklar pemilih harus lebih tinggi yaitu 250 v.
B. Masing-masing probe di tempelkan pada lubang stop kontak. Selanjutnya amati gerakan jarum pada papan skala. Anda akan tahu seberapa besar tegangan listrik yang anda ukur.

MENGUJI DIODA
A.  Putar saklar pemilih ke posisi ohm.
B.  Probe merah (+) ditempelkan pada
     kutub katoda dan probe hitam (-) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum pada papan skala bergerak berarti dioda  baik, jika diam berarti putus.
Selanjutnya dibalik : Probe hitam (-) ditempelkan pada kutub katoda dan probe merah (+) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum diam, berarti dioda dalam kondisi baik, jika bergerak berarti dioda rusak.

MENGUKUR DC VOLT
  • Perkirakan seberapa besar DC Volt yang anda ukur. Misalnya jika 10 volt, maka saklar penunjuk harus menunjuk angka lebih besar (50 DC)
  • Probe merah ditempelkan pada kutub positif dan probe hitam ditempelkan pada kutub negatif.
  • MENGUKUR AMPERE METER DC
  • Besarnya arus listrik (DC) yang mengalir dalam suatu rangkaian bisa diketahui dengan menggunakan multitester.
  • Terlebih dahulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih diposisikan pada angka yang lebih besar.

 http://files.supermnh.webnode.com/200000034-d8227d91a1/pengujian%20batere.jpg

Rabu, 17 Juli 2013

Kapasitor

Cara membaca nilai kondensator atau kapasitor berdasarkan kode angka.

Cara membaca nilai kondensator atau kapasitor yang tertulis pada badan isolatornya ada metode atau rumus tersendiri.
Namun hal ini tidak berlaku untuk kondensator elektrolit atau elco, tetapi untuk kondensator-kondensator yang lain, kondensator keramik, kertas, mika, milar dan polyester. Jika hanya terdiri dari dua angka misalnya 10, 22, 47 maka itulah nilai kapasitasnya dalam satuan piko farad (pF), sedangkan kalau terdiri dari 3 angka maka ada cara membaca khusus. angka yang ada. Angka pertama dan kedua kita baca apa adanya, sedangkan angka ke 3 adalah banyaknya angka nol. Penulis di blog lain mengistilahkan dengan bilangan pengali, tetapi saya lebih suka mengatakan banyaknya nol. Contoh 101 maka membacanya 10 dan 0 jadinya 100 pf. 222 maka 22 dan 00 jadinya 2200 pf, 473 maka 47 dan 000 jadinya 47000 pf.
Perlu dipahami, meskipun dalam teori di atas ditemukan hasil dalam satuan piko farad (pf) namun dalam prakteknya apa bila nilainya diatas seribu pf maka dijadikan dalam satuan nano farad atau dibagi seribu atau tanda koma maju tiga digit.
Misalkan ukuran 1000 pf maka sama dengan 1 nf atau 1 n saja, bila ukuran 3300 pf maka sama dengan 3,3 nf atau 3n3.
Jika ukuran 47000 pf maka sama dengan 47 n.
Jika kita sudah praktek merakit dan menghadapi daftar komponen bawaan PCB,
untuk kondensator atau C yang nilainya ratusan pf ada dua kemungkinan dalam penulisannya, angka ketiga ada yang ditulis
0 dan yang 1, namun nilainya sama. Contoh nyatanya sebagai berikut:
100=101=100pf
220=221=220pf
470=471=470pf
dst.
Cara praktis untuk menentukan C yang yang bersatuan nano farad, yang biasa ditulis n saja adalah sebagai berikut.
* Apabila huruf n diapit dua angka artinya C yang angka ketiganya 2.
Contoh
2n2=222
3n3=332
4n7=472
6n8=682

* Apabila huruf n di belakang dua angka berarti C yang angka ketiganya adalah 3.
Contoh:
10n=103
22n=223
47n=473
68n=683
* Apabila huruf n ada di belakang tiga angka maka itu C yang angka ketiganya 4,
Contoh:
220n=224
330n=334
470n=474
Itulah tadi mengenai cara membaca kapasitansi kondensator yang menggunakan kode angka. Sebenarnya pada kondensator tertentu dituliskan juga tegangan kerja, suhu kerja dan toleransi, namun untuk sekedar hobby hal tersebut bisa diabaikan
kecuali untuk elco harus diperhatikan tegangan kerjanya. Sedangkan untuk kondensator yang menggunakan kode warna, cara membacanya sama dengan membaca resistor, dalam satuan piko farad.
Demikian postingan kali ini semoga bermanfaat. Bagi para pengunjung yang secara akademis lebih tinggi, apabila ada kesalahan yang medasar penulis mohon dikoreksi, tetapi mengenai gaya bahasa yang kurang ilmiah mungkin memang disengaja.
Wassalam.